TANGGUH DALAM BENCANA

It's not that I'm so smart, it's just that I stay with problems longer. – Ini bukan karena saya sangat pintar, tetapi karena saya menghadapi masalah lebih banyak.” Albert Einstein.

 Berguguranlah semua sendi-sendi ekonomi, ketika Indonesia mengalami bencana nasional. Mulai dari Sinabung dengan erupsinya. Selama 4 bulan tak henti-hentinya memuntahkan lahar,  penduduk sekitar Sinabung kehilangan mata pencaharian, semua harta telah ditelan oleh debu-debu dan lahar.

Belum selesai Sinabung, bencana banjir menimpa hampir kota-kota di Menado, Jawa Tengah, Jakarta. Urat nadi perekonomian kembali terhenti.  Terhenti berarti kerugian besar bagi pengusaha. Baik materi, produksi, serta transportasi.  Kerugian ini akan menjadi bagian kerugan masyarakat karena jika tidak pengusaha tak bisa bertahan untuk  mendapatkan kembali modalnya.

Belajar dari Jepang
11 Maret 2011 adalah bencana terdasyat yang dihadapi oleh Jepang, Gempa dahsyat berkekuatan 8,9 SR.  Hebatnya  gedung-gedung tinggi tak terkena dampak, hanya retak. Menunjukkan bahwa infrastruktur telah ditata dengan baik dan mereka telah siap menghadapi gempa.

Sepuluh menit kemudia tsunami menghancurkan -lantakan kota Miyagi,Iwata, Fukushima.  Semua penduduknya harus mengungsi.  Dalam pengungsian , tak ada keluh kesah, ketegaran untuk selalu bersama dan bekerja-sama. Dunia kagum pada sikap yang sangat elegan itu.

Apa sebabnya Jepang mampu bersikap demikian?  Nilai-nilai tradisional yang mereka anut bahwa etos kerja untuk kejujuran, kerja keras dan tak boleh mengeluh membuat mereka menjadi bangsa yang tangguh.

Jepang, negara yang hidup dalam bencana, selalu mengantisipasi bencana dan tak pernah mengabaikannya. Ketika antisipasi itu sudah dipersiapkan dan ternyata datang tak sesuai dengan antisipasi, bahkan lebih besar dari antisipasi, maka sikap yang ditumbuhkan adalah hati-hati, rendah hati, dan memperbaiki diri dan tetap bertanggung jawab dengan apa yang telah digariskan.

Bagaimana dengan Indonesia menghadapi  dari kepungan bencana?
Apalagi Indonesia akan mencanangkan tahun 2030 sebagai tahun bertahan bencana.
Mitigasi dari bencana perlu persiapan matang
Sikap dan mental harus dipersiapkan jika bencana datang
Sikap dan mental bangkit ketika bencana telah datang
Sikap dan etos kerja yang sangat tangguh dari Jepang perlu diadopsi oleh bangsa Indonesia
Komando dari bencana selalu datangnya dari orang yang bertanggung jawab dan rakyat mengikuti dari
sistem operating yang telah ditentukan.
Perbankan dan asuransi ikut andil dalam membantu meringankan atas pinjaman dari nasabahnya yang kena bencana

Dengan demikian Sikap tersebut akan membentuk kita menjadi lebih dewasa dan bijaksana, mampu melihat sisi positif dari setiap kejadian, lebih kuat menghadapi ujian hidup sepahit apapun, bahkan mampu menjadikan situasi menjadi lebih baik. Walaupun hidup menderita dan memprihatinkan akibat bencana, namun  masih menunjukkan ketangguhannya yang luar biasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Share
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...