KEBIASAAN MEMBACA

Apa sich susahnya membaca?  Rasanya nyaris setiap sat kita membaca sederet kalimat yang muncul di "gadget" maupun tontonan tv.   Membaca teks berjalan yang biasanya menyertai beberapa acara tv.

Lalu, kenapa kok mesti repot-repot membiasakan membaca.    Ternyata kebiasaan membaca kaum muda dunia menjadi salah satu topik yang dibacarakan dalam The Youth Engagement Summit 2013, di Warsawa Polandia.

Mereka ternyata banyak yang terbiasa membaca sederet teks pendek saja.  Membaca seharusnya menjadi bagian dari budaya masyarakat. Membaca teks panjang secara otomatis juga memiliki perbendaharaan kata yang lebih banyak dibanding dengan mereka yang terbiasa membaca teks pendek.  Perbendaharaan kata itu penting dalam berdiskusi atau dalam menyampaikan isi pikiran kita tentang sesuatu hal.

Contoh nyata:
Orangtua yang suka membaca buku teks panjang harus menyediakan buku-buku yang menarik untuk dibaca anak-anak muda,atau rajin membawa anaknya ke perpustakaan.

Para pembaca dalam forum itu setuju bahwa dari 80 orang dari 22 negara itu sepakat bahwa buku komik lebih menarik bagi kaum muda. Karena itu selain menyediakan buku komik, sebaiknya orangtua di rumah, pihak sekolah dan pemerintah menyediakan buku=buku seperti  karya shakespeare.

Pihak sekolah memberikan waktu atau mewajibkan untuk murid membaca teksi panjang yang dipilih dan tak perlu ditentukan guru bahkan menjadi pihak yang menentukan bahan bacaannya.  Setelah itu  diskusi teks panjang sesuai dengan pilihannya. Diharapkan dapat menumbuhkan minat bacaan teks pancang.

Budaya membaca harus dimulai dari sekarang atau dari anak karena nantinya pada waktu dewasa, atau masuk perguruan tinggi, anak dengan mudah dapat berdiskusi, memberikan wawasan/pemikiran dengan lancar.

Wisata gratis dan beasiswa
Di Helsikinki, Finlandia, anak muda diberikan kesempatan untuk menulis cerita dan kemudian dibukukan dan dimuat di dalam surat kabar.

Tulisan karya anak muda ini juga dikompetisikan, menarik siswa untuk membaca dan menulis.

Hadiah bagi yang menjuarai kompetisi ini berupa wisata gratis, dan pada saat mereka kembali mereka dapat menuliskan pengalamannya berwisata.   Ada pula yang mendapat hadiah beasiswa.
Biaya dari penerbit buku di Finlandia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Share
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...