HUJAN : ANUGERAH ATAU CELAKA



Setiap kali memasuki musim hujan, sebagian orang menyambutnya dengan gembira dan sebagian besar dengan bersungut bahkan sedih .

Saya bertemu dengan anak-anak kecil atau yang lebih dikenal dengan ojek payung,  sambil berlari kecil, mengantarkan payungnya kepada para calon  langganan yang baru pulang kerja  dari kereta api.  Terbayang oleh saya alangkah senangnya ketika mereka dapat bayaran yang cukup lumayan, walaupun hujan mengguyur di tubuhnya dengan basah kuyup.

Belum lagi bagi para pemilik bisnis untuk cuci mobil,  wow , saya baru saja masuk ke tempat pencucian mobil sepagi ini, sudah beberapa langganan yang antre.  Saya  tanyakan berapa banyak dalam tiap harinya. Sepanjang Sabtu dan Minggu adalah hari yang sangat menyenangkan bagi mereka.  Langganan yang datang jauh lebih banyak dan mereka ingin mencucikan mobilnya yang kotor  karena guyuran air hujan  dan becek.
Seorang lain lagi yang sangat senang jika hujan datang adalah tukang atau pedagang bakso , bakmi. Saat itulah mereka akan menimba rejeki lebih banyak dari musim panas. Orang menyukai makan bakso pada saat hujan , segar dan hangat dalam dinginnya udara.
Namun, saya menemui beberapa ibu yang bersungut dan omelan yang cukup lama.  Seorang ibu ketika berbelanja di pasar modern, dia menggerutu panjang lebar, kenapa harga sayur, cabe, naik lagi, berapa lama dan rasanya lebih murah beli di pasar X yang memang jauh tapi hargnya jauh lebih murah.....(Loh Bu, dalam hati saya khan petaninya banyak yang gagal panen karena musim hujan, mereka penginnya juga menggerutu dan gagal panen.  Untuk bisa makan , pastinya petani harus menaikkan harga atau tengkulak yang menaikkan harga atau distributornya yang pengin mendulang banyak untung dari musim hujan.

Seorang ibu yang lain juga bersungut karena dia baru saja melahirkan. Anaknya masih bayi. Cuciannya sangat banyak dan tak kering. Popok-popok yang dicuci banyak karena bayi kedinginan akan "pipis".  Namun, banyak yang tak kering karena tak ada matahari yang membuatnya cepat kering.  Tak punya cukup uang untuk beli popok karena anaknya yang cukup banyak dan suaminya adalah buruh lepas.

Bagaimana dengan diriku?  Saya senang dengan musim hujan. Pada malam hari menjelang pagi hari, udara dingin menyusup di dalam tubuhku yang sangat membutuhkan udara dingin.  Enak tidurnya dan menikmati kedinginan suhu udara yang sangat lembut dan mendinginkan tubuh serta membuat tidur makin lelap.

Namun, disisi lain,  saya juga tak suka dengan musim hujan karena banyak kecoak muncul.  Walaupun semua tempat telah kubersihkan, saya harus bertarung melawan kecoak yang tak punya sopan santun.  Akhirnya, aku harus membersihkan dan menaburkan anti kecoak dalam kamar mandi, tempat makan, serta dapur.


1 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus

Share
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...